AGEN POKER - Eric Aniva, Pengidap HIV/AIDS Ini Dibayar Beberapa Orang Tua Untuk Memperkosa Anak Gadisnya - INFO BERITA TERBARU

Breaking

Friday, July 29, 2016

AGEN POKER - Eric Aniva, Pengidap HIV/AIDS Ini Dibayar Beberapa Orang Tua Untuk Memperkosa Anak Gadisnya

Eric Aniva, Pengidap HIV/AIDS Ini Dibayar Beberapa Orang Tua Untuk Memperkosa Anak Gadisnya


Eric Aniva Pria pengidap HIV/AIDS ini dibayar oleh orangtua untuk terkait sex dengan anak gadis mereka sebesar 5 euro atau setara dengan Rp72 ribu. 

Agen Poker Online, Domino Online, Adu Q & Capsa Susun Terpercaya

Sewaktu pertama kalinya anak gadis memperoleh menstruasi yaitu memberikan bila gadis itu sudah beranjak besar atau akil baliq. 

Namun, untuk pria yang dijuluki ‘hyena’ oleh warga setempat. Momen itu adalah waktunya ia dibayar untuk dapat ‘menikmati’ kegadisan beberapa gadis belia. 

Anehnya ia dibayar untuk lakukan pemerkosaan itu oleh beberapa orangtua si gadis. Hal yang begitu aneh serta konyol untuk kita.

Namun, untuk beberapa anak gadis yang baru memperoleh menstruasi di Distrik Nsanje, sisi selatan Malawi. Diperkosa oleh ‘hyena’ ini untuk ‘membersihkan’, terlebih gadis yang hamil serta mesti mengaborsi kandungannya. 

Pria pengidap HIV/AIDS itu dibayar oleh orangtua untuk terkait sex dengan anak gadis mereka sebesar5 euro atau setara dengan Rp72 ribu.

Agen Poker Online, Domino Online, Adu Q & Capsa Susun Terpercaya

Pekerjaan paling utama pria bernama Eric Aniva itu yaitu memperkosa gadis sebagai sisi dari ritual waktu gadis itu alami menstruasi pertamanya. 

Di mana, beberapa gadis itu di kirim ke satu kamp oleh orangtua mereka sebelumnya akil baliq, di mana mereka di ajarkan untuk terkait sex. 

Lantas, mereka dipaksa untuk terkait sex sepanjang tiga hari sesudah alami menstruasi pertama mereka. 

Dalam ritual ini, mereka tak perduli pada kesehatan anak-anak gadisnya, walau pria itu menderita HIV/AIDS. 

Mengakibatkan, kebiasaan itu tingkatkan resiko pada wanita hamil serta tertular penyakit, satu diantaranya HIV/AIDS yang dibawa oleh 1 dari 10 orang di Malawi. 


Bahkan juga, pada BBC, Aniva mengakui sudah meniduri kian lebih 100 gadis serta wanita sesudah jadi ‘hyena’ pada th. 1995. Parahnya, sebagian gadis yang perlu ia tiduri masihlah berumur 12 th.. 

“Kebanyakan gadis yang saya tiduri masihlah berumur sekolah, ” kata Aniva seperti ditulis Dailystar. co. uk. 

“Beberapa salah satunya masihlah berumur 12 atau 13 th., namun saya lebih pilih yang lebih tua. Beberapa gadis itu terasa senang, ” katanya. 

Walau dianya menebarkan virus mematikan HIV/AIDS, Aniva menyampaikan bila beberapa gadis yang ia tiduri mengakui terasa ‘bangga’. Bahkan juga, beberapa gadis itu menjuluki dianya pria sejati lantaran dapat memuaskan diri mereka. 

Walaupun mempunyai pekerjaan meniduri beberapa gadis belia, tetapi Aniva nyatanya sudah mempunyai dua istri serta tinggal berbarengan anak-anaknya. Satu diantara istri Aniva, Fanny Aniva, di ketahui adalah eks korban pemerkosaan. 

“Saya menginginkan kebiasaan ini selesai. Kami dipaksa untuk ‘tidur’ dengan beberapa hyena. Ini bukanlah pilihan kami, ini menyedihkan untuk kami, beberapa wanita, ” katanya. 

‘Profesi’ yang digeluti Aniva, tidaklah suatu hal yang ilegal di sana. bahkan juga ia memperoleh kesepakatan dari kepala desa. Satu diantara tetua desa berkata, “Kami melatih gadis-gadis kami sikap di desa ini, hingga saat pergi, dapat memuaskan suami mereka. ” 

Beberapa tetua kebiasaan berasumsi aksi ini bukanlah pemerkosaan, tetapi sebagai bentuk ritual “pembersihan”. 
Tetapi, seperti dilaporkan wartawan BBC Ed Butler, kebiasaan ini mempunyai potensi demikian sebaliknya, bukanlah pembersihan yang didapat, namun jadi menebarkan penyakit. 

Ed Butler berjumpa Eric Aniva, seseorang “hyena” di halaman gubuknya yang berdebu di Nsanje, lokasi selatan Malawi. 

Sebagian kambing serta ayam terlihat makan kotoran diluar gubuk punya pria itu.  

Kenakan pakaian hijau yang kotor, serta jalan pincang lantaran satu diantara kakinya timpang mulai sejak lahir, Aniva menyongsong dengan ketertarikan serta terlihat suka dengan perhatian media.


“Hyena” yaitu gelar kebiasaan untuk seseorang pria yang di sebagian komune terpencil di Malawi berprofesi untuk memberi apa yang dimaksud dengan “pembersihan” seksual. 

Bila seseorang pria wafat dunia, umpamanya, jadi menurut kebiasaan, istrinya harus tidur dengan Aniva sebelumnya dia diizinkan mengubur suaminya. 

Bila seseorang wanita alami aborsi, pembersihan seksual juga harus dikerjakan.  

Serta yang paling mengagetkan, di Nsanje ini, remaja wanita sesudah memperoleh menstruasi pertama, mereka dipaksa terkait sex sampai tiga hari. 


Bila mereka menampik, warga desa yakin penyakit atau kemalangan fatal bisa menerpa keluarga mereka atau bahkan juga semua kampung. 

“Kebanyakan yang saya pernah tiduri yaitu remaja putri, anak wanita yang masihlah bersekolah, ” Aniva menceritakan. 

“Beberapa anak masihlah berumur 12 atau 13 th., namun saya lebih sukai yang lebih tua, ” lanjut dia 

“Semua anak wanita ini suka bila saya jadi hyena mereka. Mereka bangga serta bercerita ke orang lain bila saya yaitu lelaki sejati, dia paham bagaimana mengasyikkan seseorang wanita. ” 

Lepas dari cerita penuh kebanggaan yang dituturkan Aniva, nyatanya sebagian remaja wanita jadi memerlihatkan rasa jijik atas pengalaman yang perlu mereka lalui. 
“Tidak ada lagi yang bisa saya perbuat. Saya mesti mengerjakannya untuk orang-tua saya, ” seseorang gadis bernama Maria. 

“Jika saya menampik, anggota keluarga saya bisa terserang penyakit bahkan juga mati, hingga saya juga takut, ” lebih dia. 

Beberapa remaja wanita ini mengakui mereka semuanya dipaksa terkait seksual dengan seseorang “hyena”. 

Aniva, pria yang mungkin saja berumur 40-an, saat ini mempunyai dua istri yang tahu persis apa yang dia lakukan. 

Dia mengklaim sudah tidur dengan 104 wanita, termasuk juga beberapa gadis remaja. Tetapi, pada satu harian lokal pada 2012, dia juga mengatakan angka yang sama. 


Agen Poker Online, Domino Online, Adu Q & Capsa Susun Terpercaya


Serta dia tidak meyakini berapakah beberapa wanita serta gadis sudah hamil dibuatnya. 

Dia berkata, dia satu diantara 10 “hyena” di komune itu serta tiap-tiap kampung di Nsanje mempunyai pria sejenis dianya. 

Beberapa hyena ini dibayar untuk lakukan tugasnya. Tarifnya sekitar dari 4 dollar AS atau sekitaran Rp 52. 000 sampai 7 dollar AS atau Rp 92. 000 setiap saat “bertugas”. 

Berjarak satu jam perjalanan dari kampung Aniva, BBC berjumpa dengan Fagisi, Chrissie, serta Phelia. 

Ketiga wanita berumur 50 tahunan ini bertugas sebagai orang yang meyakinkan kebiasaan ini tetaplah dikerjakan di kampung mereka. 


Pekerjaan mereka yaitu menghimpun gadis remaja dari beragam kampung tiap-tiap th., lantas mengajari mereka pekerjaan mereka sebagai istri serta bagaimana mengasyikkan seseorang pria dengan cara seksual. 

‘Pembersihan seksual’ dengan seseorang hyena yaitu bagian paling akhir sistem ini, disusun dengan suka-rela oleh beberapa orang-tua. 

Fagisi, Chrissie, serta Phelia menuturkan, kebiasaan pembersihan ini dibutuhkan ‘agar orang-tua serta komune mereka tidak terjangkit penyakit’. 

Walau sebenarnya, ada resiko penyebaran penyakit menular beresiko dalam proses ritual ‘pembersihan’. 

Sesuai sama kebiasaan, jalinan seksual dengan beberapa hyena tak bisa melibatkan pemakaian kondom. Berkaitan hal semacam ini, ketiga wanita itu berkata, seseorang hyena diambil lantaran moralnya baik hingga mustahil terinfeksi HIV/Aids. 

Terang sekali, dengan beberapa pekerjaan seseorang hyena, HIV yaitu resiko besar untuk satu komune. Menurut estimasi PBB, satu diantara 10 masyarakat Malawi tertular virus HIV. 

Serta begitu mengagetkan waktu Aniva mengakui dia positif HIV. Hal yang paling mengerikan yaitu dia tak mengatakan keadaan ini ke orang-tua gadis yang perlu dia “bersihkan”. Waktu perbincangan berlanjut serta Aniva tidak lihat kisahnya bikin mengagumi akan, dia berhenti menyombongkan diri serta mengakui telah kurangi “pembersihan” di banding terlebih dulu. 

“Saya terkadang masihlah lakukan ritual, ” diakuinya. Lalu dia berkata, “Saya berhenti saat ini. ” 

Semuanya yang ikut serta di ritual ini sadar kalau kebiasaan ini dikutuk pihak luar, bukanlah saja gereja, namun juga oleh LSM serta pemerintah. 

Pemerintah Malawi bahkan juga sudah meluncurkan kampanye menentang kebiasaan yang dikatakan sebagai “praktik-praktik budaya yang berbahaya”. 

“Kami akan tidak mengutuk orang-orangnya, ” kata Dr May Shaba, sekretaris Kementerian Gender serta Kesejahteraaan. “Namun, kami bakal memberi mereka info yang mereka perlukan untuk merubah ritual mereka. ” 

Pra orang-tua yang lebih berpendidikan mungkin saja telah pilih tidak untuk mempekerjakan seseorang hyena. Tetapi, beberapa wanita tetua kebiasaan tetaplah menentang ditinggalkannya kebiasaan ini. 

“Tidak ada yang salah dengan budaya kami, ” Chrissie berkata. 

“Jika Anda lihat orang-orang sekarang ini, Anda lihat anak-anak gadis tak bertanggungjawab, jadi kami mesti melatih anak-anak gadis kami tingkah laku yang baik di kampung hingga mereka tak melenceng, jadi istri yang baik hingga suaminya senang. Dengan hal tersebut, tak ada hal jelek yang berlangsung ke keluarga mereka, “ kata dia. 

Menurut Claude Boucher, seseorang pastor Katolik keturunan Perancis yang tinggal di Malawi sepanjang 50 th. yang juga berprofesi sebagai antropolog, ritual ini telah ada mulai sejak sebagian era lantas.


Di saat lampau, saat remaja wanita baru meraih saat pubertasnya di umur 15 atau 16 th., hal semacam ini bakal dikerjakan calon suami mereka. 

Saat ini ritual itu lebih mungkin saja dikerjakan seseorang pekerja sex dengan kata lain seseorang hyena, serta tak ada rasa malu yang menempel pada aksi itu. 

Boucher tunjukkan usaha-usaha untuk merubah kebiasaan ini tidak diterima di beberapa daerah terpencil, walau Kristen telah masuk di daerah itu kian lebih seabad lamanya. 

Di beberapa besar negara ini terutama di ruang yang dekat dengan kota Blantyre serta Lilongwe– ‘pembersihan seksual’ tidak sering sekali dikerjakan. 
Di lokasi Dedza di lokasi tengah Malawi, hyena cuma digunakan untuk terima janda atau wanita mandul masuk komune. 

Tetapi, seseorang wanita kepala suku Theresa Kachindamoto sudah mengadakan perjuangan menentang kebiasaan ini sebagai prioritas pribadinya. 

Dia berupaya menghidupkan kepala-kepala daerah yang lain untuk bikin usaha sama. 

Di sebagian lokasi seperti Mangochi dibagian timur, upacara kebiasaan diadaptasi untuk menukar sex dengan mengurapi si anak gadis. 
Sesaat di Nsanje, cuma ada sedikit usaha untuk lakukan pergantian. 

Terlebih Malawi yaitu satu diantara negara termiskin didunia serta sering dilaporkan alami kelaparan, hingga hal semacam ini tidaklah prioritas kebijakan pemerintah. 

Ed Butler juga berjumpa dengan salah seseorang dari dua istri Aniva, Fanny, berbarengan anak bayinya yang paling bungsu. 

Fanny awalannya yaitu seseorang janda sebelumnya ‘dibersihkan’ Aniva serta mereka menikah selang beberapa saat. 

Jalinan mereka tampak tegang. Duduk di samping Aniva, Fanny mengakui kalau dia tidak suka apa yang dikerjakan suaminya. Tetapi, profesinya membawa pendapatan yang diperlukan keluarganya. 

Waktu di tanya apakah dia mengharapkan putrinya yang baru berumur dua th. bakal lakukan ritual yang sama sekitaran 10 th. dari saat ini. 
“Saya tidak ingin itu berlangsung, ” dia berkata. 

“Saya menginginkan kebiasaan ini berhenti. Kami dipaksa tidur dengan hyena. Ini diluar kehendak kami serta saya fikir ini begitu menyedihkan untuk kami beberapa wanita, ” papar dia. 

“Kamu tidak suka saat ini dikerjakan pada anda? ” BBC ajukan pertanyaan. 
“Saya masihlah membencinya sampai saat ini, ” jawab dia. 

Saat BBC ajukan pertanyaan pada Aniva apakah dia menginginkan anak perempuannya melakukan pembersihan seksual nanti, dia berikan pernyataan mengagetkan. 
“Tidak putri saya. Saya tak mengizinkan ini berlangsung. Saat ini saya berjuang untuk hentikan malapraktik ini.


No comments:

Post a Comment

Kumpulan Situs Poker Online dan Situs BandarQ Online Indonesia

Pages